Bisamillahirahmanirahim. Materi kaidah imla (penulisan) yang berkaitan dengan hamzah qatha‘ dan hamzah washal. Mengetahui kedua hamzah ini sangat penting sebab apabila penulisanya tidak benar, maka terkadang salah pula mengartikanya.
Pertama: Definisi Hamzah Washal
همزة وصل هي التي تظهر في النطق في بدء الكلام ولكنها لا تظهر في الوصل وتسمي الف وصل
Hamzah Washal (همزة وصل) adalah hamzah berbentuk alif (ا), ketika berada diawal kata dia nampak diucapkan , namun ketika berada ditengah atau bersambung dengan kata lain dia tidak dibaca, dan bahkan terkadang dibuang. Sebab Alif ini tidak memiliki tanda hamzah seperti kepala ‘Ain أَ / إِ / أُ maka disebut juga dengan alif washal. Jadi kita akan menyebutnya Alif Washal.
1. Posisi Alif washal di awal kata.
Terdapat 3 posisi yang ditempati alif washal diawal kata yaitu pada awal isim, fi’il dan huruf.
a). Pada Isim
- Isim – isim berikut
اسْمٌ / اسمان / ابْنٌ / ابْنَةٌ / اثْنَانِ / اثْنَتَانِ / امْرَأَةٌ / امْرُؤ / ابْنَانِ / امْرَأَتَانِ / امْرَئَانِ
- Mashdar dari fi’il tsulasi majid tambahan 2 huruf seperti
اِتِّصَالٌ / اِنْتِصَارٌ / اِجْتِهَادٌ / اِنْطِلاَقٌ
- Mashdar dari fi’il tsulasi majid tambahan 3 huruf seperti
اِسْتِقَالَةٌ / اِسْتِغْفَارٌ / اِسْتِخْرَاجٌ
Cara membaca alif washal pada isim-isim dan mashdar diatas yaitu semuanya kasrah.
b). Pada Fi’il
- Fi’il madhi tsulasi majid tambahan 2 huruf seperti
اِنْتَصَرَ / اِجْتَهَدَ / اِنْتَقَلَ
- Fi’il madhi tsulasi majid tambahan 3 huruf seperti
اِسْتَغْفَرَ / اِسْتَخْرَجَ / اِسْتَفْهَمَ
- Fi’il Amr dari fi’il tsulasi mujjarad
اِفْتَحْ / اِذْهَبْ / اُدْرُسْ / اِرْجِعْ / اُنْصُرْ / اِضْرِبْ
- Fi’il Amr dari fi’il tsulasi majid tambahan 2 huruf
اِنْطَلِقْ / اِجْتَهِدْ / اِنْتَظِرْ
- Fi’il Amr dari fi’il tsulasi majid tambahan 3 huruf
اِسْتَغْفِرْ / اِسْتَفْهِمْ / اِسْتَخْرِجْ
Untuk mengetahui Fi’il tambahan 1, 2 dan 3 huruf, lihat pada materi Fi’il Tsulasi Mujarrad dan Majid
Cara menentukan harakat alif washal ketika dia berada diawal fi’il ‘Amr yaitu dengan cara mengikuti harakat huruf sebelum huruf akhir pada fi’il mudhari’nya. Apabila harakat huruf tersebut dhammah, maka harakat hamzah washal harus dhammah, apabila harakat huruf tersebut fathah atau kasrah, maka harakat alif washal harus kasrah. Contoh
يَخْرُجُ -» اُخْرُجْ
يَنْصُرُ -» اُنْصُرْ
يَذْهَبُ » اِذْهَبْ
يَفْتَحُ -» اِفْتَحْ
يَجْلِسُ -» اِجْلِسْ
يَنْطَلِقُ -» اِنْطَلِقْ
يَجْتَهِدُ -» اِجْتَهِدْ
يَسْتَخْرِجُ -» اِسْتَخْرِجْ
c). Pada huruf
Alif washal pada huruf hanya berada pada satu tempat yaitu pada alif lam (ال) ta’rif seperti
طَالِبٌ -» الطَّالِبُ
رَجُلٌ -» الرَّجُلُ
تِلْمِيْذٌ -» التِّلْمِيْذُ
صَدِيْقٌ -» الصَّدِيْقُ
Begitu juga alif lam pada isim isyarah seperti
الَّذِي / الَّتِي
Catatan:
- Alif Washal terkadang berubah menjadi Hamzah Qath’a pada lafadz Djalalah ‘Allah’ ketika didahului huruf nida seperti
يَا اللَّهُ -» يَا أَللَّهُ
Lihat perluasan pada materi munada
- Lafadz Albittah (البته ) boleh dua keadaan yaitu dengan hamzah qatha’ أَلبته atau dengan alif washal البته
2. Posisi Alif washal di tengah kata.
Apabila dia berada ditengah kata, baik dihimpit dengan huruf atau isim, dia tetap nampak namun tidak dibaca dan tidak pula berharakat. Seperti
وَاضْرِبْ / مِنَ الْمَدْرَسَةِ / وَافْتَحْ
Wadhrib / Minalmadrasah / Waftah
3. Membuang Alif
Alif dibuang dari lafadz ابن dan ابنة dengan syarat sebagai berikut:
- Kata ابن dan ابنة bentuknya mesti mufrad (bukan mutsanna seperti ابنان / ابنتان atau jamak seperti أبناء) yang keduanya mesti berada diantara dua isim alam.
جَاءَ عمرُ بْنُ الخَطَّابِ ✔️
جَاءَ عمرُ ابْنُ الخَطَّابِ❌
Keterangan: Umar isim alam, khatab isim alam, dan ibnu bentuknya mufrad. Dengan demikian sudah memenuhi syarat untuk membuang alif dari ibnu.
Contoh salah satu isimnya bukan isim alam seperti
زيد ابن الخليفة خالد ✔️
زيد بن الخليفة خالد ❌
خالد ابن الفلاح يزرع القمح ✔️
خالد بن الفلاح يزرع القمح ❌
Zaid anaknya khalifah khalid / Khalid anak petani sedang menanam gandum
Keterangan: Sebab khalifah dan falah bukan isim alam, jadi alif tetap nampak
- Tidak terdapat pemisah yang lain diantara kedua isim alam kecuali ibnu/ibnatu. Contoh
جَاءَ عمرُ هُوَ ابْنُ الخَطَّابِ ✔️
جَاءَ عمرُ هُوَ بْنُ الخَطَّابِ ❌
Kerangan: Sebab diatara umar, ibnu dan khatab terdapat هو، maka alif washal tetap ditulis.
- Kedudukan ‘irab ibnu/ibnatu mesti sebagai na’at atau badal, seperti
جَاءَ عمرُ بْنُ الخَطَّابِ ✔️
عمرُ : فاعل + منعوت / مبدل منه
بن : نعت / بدل + مضاف
الخَطَّابِ : مضاف إليه
Apabila bukan sebagai na’at atau badal, melainkan sebagai khabar kana, maka alif mesti ditulis, seperti
كَانَ عمرُ ابْنُ الخَطَّابِ
عمرُ : اسم كان
ابْنُ : خبر كان
Atau apabila ibnu dan ibnatu sebagai khabar yang pada umumnya terletak pada kalimat jawab untuk sebuah pertanyaan, maka alif mesti ditulis, seperti
ابن من عمر ؟ ابن من عثمان
Anak siapa Umar ? Anak siapa Utsman ?
عمر ابن الخطاب / عثمان ابن عفان
عمر / عثمان : مبتدأ
ابن : خبر + مضاف
الخطاب / عفان : مضاف إليه
- Isim alam pertama mesti disandarkan kepada bapaknya (bukan kakek atau ibu). Contoh
محمد ابن عبد المطلب ✔️
محمد بن عبد المطلب ❌
Contoh disandarkan kepada ibu.
عيسى ابن مريم ✔️
عيسى بن مريم ❌
- Isim Alam sebelum ibnu/ibnatu mesti satu orang / mufrad. Apabila dua orang, maka alif washal mesti ditulis kembali.
جَاءَ خَالِدٌ وَ عُمَرُ بْنا زَيْدٍ ❌
جَاءَ خَالِدٌ وَ عُمَرُ ابْنا زَيْدٍ ✔️
Untuk Ibnatu sama seperti ketentuan ibnu, hanya saja terdapat perbedaan penulisan huruf Ta’ dari marbuthah menjadi maftuhah. Seperti
عائشة بنةُ طلحة ✔️
عائشة بنتُ طلحة ✔️
- Alif washal dibuang dari lafadz اسم untuk bacaan bismillahirahmanirahim
بسم الله الرحمن الرحيم ✔️
باسم الله الرحمن الرحيم ❌
- Alif washal dibuang dari Alif Lam Ta’rif apabila didahului huruf lam jar atau lam ibtida
لِلَّهِ دَارٌ ✔️
الِلَّهِ دَارٌ ❌
وَلِلدَارِ الأَخِرةِ ✔️
وَالِلدَارِ الأَخِرةِ ❌
- Alif washal dibuang apabila terletak setelah hamzah istifham
أَسْمُكَ ؟ ✔️
أَاسْمُكَ ؟ ❌
أَبْنُكَ هٰذَا ؟ ✔️
أَابْنُكَ هٰذَا ؟ ❌
Siapa namamu? Apakah ini anakmu?
- Alif dibuang dari huruf ma istifham, apabila didahului huruf jar. Contoh
عمّ يتساءلون ؟ لِمَ سافرتَ ؟ بِمَ تَكتب ؟
Kecuali apabila huruf ma istifham tersebut menyatu dengan ذا maka alif tetap ditulis. Contoh
لِمَاذَا ؟ بِمَاذا ؟ ✔️
لِمَذَا ؟ بِمَذَا ؟ ❌
Lihat pada materi Cara Penulisan Ma Istifham Ketika Didahului Huruf Jar
Kedua: Definisi Hamzah Qatha’
همزة قطع هي التي تظهر في النطق داءما سواء كانت في بدء الكلام أم في وصله وهي ترسم (ء) فوق الحرف أو أسفله وهي رأس عين صغيرة
Hamzah Qatha’ adalah hamzah yang memiliki tanda seperti kepala huruf ‘ain أَ / إِ / أُ / أْ dia selalu nampak diucapkan baik berada diawal kalimat maupun ditengah.
1. Posisi Hamzah Qatha’ diawal kata.
Sama seperti alif washal, untuk hamzah qata’ juga menempati 3 posisi yaitu terdapat pada isim, fi’il atau huruf.
a). Pada isim
- Semua isim terkecuali isim-isim yang masuk kategori alif washal diatas.
- Mashdar dari fi’il tsulasi mujjarad (mahmuz) seperti
أَكْلٌ / أَلَمٌ
- Mashdar dari fi’il tsulasi majid tambahan satu huruf seperti
إِكْرَامٌ / إِنْقَاذٌ / إِجَابَةٌ / إِشَارَةٌ
b). Pada fi’il
- Fi’il madhi tsulasi mujjadar (mahmuz)
أَكَلَ / أَلِمَ / أَمَرَ / أَمَنَ / أَبَى
- Fi’il madhi tsulasi majid tambahan 1 huruf seperti
أَكْرَمَ / أَجَابَ / أَقْبَلَ / أَسْرَعَ
- Fi’il ‘Amr dari fi’il tsulasi majid tambahan 1 huruf seperti
أَكْرِمْ / أَجِبْ / أَقْبِلْ / أَسْرِعْ
- Fi’il mudhari’ yang dimasuki dengan dhamir saya (أنا) seperti
أَكْتُبُ / أَدْرُسُ / أَذْهَبُ / أَرْجِعُ
c). Pada huruf
Jenis hamzah pada huruf semuanya yaitu hamzah qatha’ kecuali alif lam ta’rif yang termasuk alif washal. Contoh
إلى / أن / إلاّ / أو / أم
Catatan:
- Apabila Hamzah qatha’ didahului huruf alif lam ta’rif, lam jar, ba jar dan lam ibtida, lam juhud. Cara penulisanya seperti berikut ini
الأمن / الإيمان / لِأصْدِقاءه / لِأَسْمع / بِأَحْسَن منها
- Penulisan Hamzh qatha’ apabila dia merangkap dua (mad), ditulis dengan tanda( ٓ ) seperti
آمال / آبار / آمين
- Terdapat kata mirip yang keduanya didahului alif mad yaitu kata آخَر namun berbeda dari segi makna.
a). Aakhara آخَرَ berwazan أَفْعَلَ yang berarti sangat telat, namun banyak diartikan dengan ‘sesuatu yang lain’. Dia dihukumi isim ghair munsharif. Untuk muannatsnya kata أُخْرَى, untuk jamak mudzakkar kata أَخَرُونَ dan jamak muannatsnya أخريات
Kata آخَرَ boleh di’athafkan seperti
مَرَرْتُ بِخَالِدٍ وَرَجُلٍ آخَرَ ثُمَّ زَيْدٍ ✔️
Aku berpapasan dengan khalid dan lelaki lain kemudian zaid.
b). Aakhirun آخِرٌ yang bentuk muannatsnya أَخِرَةٌ ini dihukumi munsharif yang menunjukan sesuatu yang paling akhir. Dengan demikian dia tidak boleh di’athafkan seperti kata آخَرَ Contoh
خَرَجَ آخِرُ الطُّلابِ مِنَ الفصل ثُمَّ خالدٌ ❌
Siswa terakhir telah keluar dari kelas kemudian khalid.
Baca Juga:
2. Posisi Hamzah Qatha’ di tengah kata
Hamzah qatha’ yang berada di posisi tengah, dia ditulis sesuai dengan harakat pada hamzh dan harakat pada huruf sebelumnya. Perlu diketahui bahwa urutan harakat terkuat antara hamzah dan huruf sebelumnya adalah kasrah, dhammah, fathah dan sukun. Agar lebih faham, berikut ketentuan penulisanya.
a). Hamzah ditulis diatas huruf Iya dalam keadaan berikut.
- Apabila hamzah berharakat kasrah dan didahului huruf berharakat kasrah. Contoh
نَاشِئِيْنَ / قَارِئِيْنَ / مُبْتَدِئِيْنَ
- Apabila hamzah berharakat kasrah dan didahului huruf berharakat dhammah. Contoh
سُئِلَ / سُئِم / دئِب
- Apabila hamzah berharakat kasrah dan didahului huruf berharakat sukun. Contoh
أَسْئِلَة / أَفْئِدَة / فَضَائِل / رَوَائِع / نَائِم
- Apabila hamzah berharakat dhammah dan didahului huruf berharakat kasrah. Contoh
نَاشِئُوْنَ / قَارِئُوْنَ / مُبْتَدِئُوْنَ
- Apabila hamzah berharakat fathah dan didahului huruf berharakat kasrah. Contoh
فِئَةٌ / رِئَةٌ / نَاشِئَةٌ
- Apabila hamzah berharakat sukun dan didahului huruf berharakat kasrah. Contoh
بِئْرٌ / ذِئْبٌ / بِئْسٌ
- Apabila hamzah berharakat kasrah yang didahului huruf berharakat fathah. Contoh
مُتْمَئِنٌّ / ضَئِيْلٌ
b). Hamzah ditulis diatas huruf wawu dalam keadaan berikut.
- Apabila hamzah berharakat dhammah dan didahului huruf berharakat dhammah. Contoh
شُؤُوْن / رُؤُوْس
- Apabila hamzah berharakat dhammah dan didahului huruf berharakat fathah. Contoh
رَؤُف / يَؤُمُّ/ ضَؤُل
- Apabila hamzah berharakat dhammah dan didahului huruf berharakat sukun. Contoh
تَفَاؤُل / يَرْؤُسُ
- Apabila hamzah berharakat fathah dan didahului huruf berharakat dhammah. Contoh
سُؤَالٌ / يُؤَدِّي / مُؤَامَرَةٌ
- Apabila hamzah berharakat sukun dan didahului huruf berharakat dhammah. Contoh
رُؤْيَةٌ / مُؤْمِنٌ
c). Hamzah ditulis diatas alif dalam keadaan berikut.
- Apabila hamzah berharakat fathah dan didahului huruf berharakat fathah. Contoh
سَأَلَ / تَأَخَّرَ / تَأَمَلَ
- Apabila hamzah berharakat fathah dan didahului huruf berharakat sukun. Contoh
يَسْأَلُ / مَسْأَلَةٌ / مَرْأَةٌ
- Apabila hamzah berharakat sukun dan didahului huruf berharakat fathah. Contoh
رَأْسٌ / يَأْمُرُ
d). Hamzah ditulis menyendiri keadaan berikut.
- Apabila hamzah berharakat fathah yang didahului huruf alif. Contoh
تَفاءَلَ / قِرَاءَةٌ / عباءة
- Apabila hamzah berharakat fathah atau dhammah yang didahului huruf wawu sukun. Contoh
مُرُوْءَةٌ / نُبُوْءَةٌ
- Apabila dalam satu kata terdapat 3 wawu, maka hamzah yang diatas wawu dijadikan menyendiri. Contoh
Kata مَوْءُوْدَةٌ yang asalnya مَوْؤُوْدَةٌ atau kata يَسُوْءُوْنَ yang asalnya يَسُوْؤُوْنَ
Namun apabila hanya dua wawu, maka boleh dua keadaan seperti
رَؤُف / رُؤُوْس ✔️
رَءُوْف / رُءُوْس ✔️
3. Posisi Hamzah Qatha’ di akhir kata
Hamzah yang terletak diakhir kata ditulis dengan menyesuaikan harakat huruf sebelumya.
- Hamzah ditulis diatas alif apabila harakat huruf sebelumnya fathah. Contoh.
بَدَأَ / مُبْتَدَأ / قَرَأَ / خَطَأ
- Hamzah ditulis diatas wawu apabila harakat huruf sebelumnya dhammah. Contoh.
لُؤْلُؤ / تَكَافُؤُ / تَوَاطُؤُ
- Hamzah ditulis diatas iya apabila harakat huruf sebelumnya kasrah. Contoh.
قَارِئ / نَاشئ / بَادِئ / يُنَبِّئ
- Hamzah ditulis menyendiri apabila harakat huruf sebelumnya sukun. Contoh.
جُزْءٌ / سَماء / دفء / سُوء / نُشُوء / مَقْرُوْءٌ / جَاءَ / ضِيَاءٌ
Catatan:
Untuk hamzah qata’ yang terletak di posisi akhir dalam keadaan fathah bertanwin terdapat beberapa ketentuan.
- Apabila sebelum hamzah berupa huruf alif, maka setelah hamzah jangan ditambahkan alif bertanwin. Contoh
بِنَاءً / مَسَاءً ✔️
بِنَاءًا / مَسَاءًا ✔️
- Untuk hamzah yang ditulis diatas alif yang harakat huruf sebelumnya fathah. Apabila dalam keadaan majrur, maka penulisan hamzah boleh dua keadaan yaitu ditulis diatas alif atau dibawahnya seperti berikut.
مِنَ الخَطَأِ / مِنَ الخَطَإِ
في المبتدأِ / في المبتدإِ
- Apabila huruf sebelum hamzah dari kategori huruf yang penulisanya tidak menyatu dengan alif, maka hamzah tetap menyendiri. Seperti
جُزْءًا / بَدْءًا
Namun apabila dari kategori huruf yang penulisanya menyatu dengan alif, maka hamzah ditulis diatas iya. Seperti
عَبَئًا / شَيْئًا / فيئًا
Maksud dari penulisan menyatu yaitu seperti ini. Misalkan huruf-huruf ذ / د / ر / و apabila disatukan dengan alif, mereka tetap ditulis menyendiri. Berbeda dengan huruf ي / ب / ت / ن ketika disatukan dengan alif, ditulis seperti ini با / نا / تا / يا dll.
4. Hamzah qatha’ ketika didahului hamzah istifham
Ketika Hamzah qatha’ didahului istifham, dia ditulis dengan tiga keadaan yaitu ditulis diatas alif (أ) apabila fathah, diatas wawu apabila dhammah dan diatas iya apabila kasrah. Contoh
أَأَنتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي ؟ المائِدة ١١٦
أَأَحْضُرُ غَدًا ؟
أَئِفْكًا آلِهَةً دُونَ اللَّهِ تُرِيدُونَ. الصافات ٨٦
أَؤُجِيْبُ عَنِ الأسئِلَةِ ؟
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُم بِخَيْرٍ مِّن ذَٰلِكُمْ. العمران ١٥
Referensi:
أ.د محمد خليل نصر الله و أ.د محمد صالح توفيق، تاريخ القرآن الكريم ولغته ص ١٠٠-١٥٥
أبو رزق. الإملاء الصحيح، ص ١٥
أحمد الهاشمي. جواهر الإملاء، ص ١٤٥
حسين والي. كتاب الإملاء ، ص ١١٦
عبد السلام هارون. قواعد الإملاء، ص ٤٠
عبد العليم إبراهيم. الإملاء والترقيم، ص ٧٦
3. Latihan Soal Terkait Materi Hamzah Qatha’ dan Washal
السؤال الأول : صوّب الجمل الآتية إملائيا مع بيان السبب
١. إجتمعت هيأة الإتحاد القومي
٢. إشرح مع التمثيل وأذكر القاعدة
٣. إحمد الله تعالى وإستغفره وإستعنه
٤. الاباء محبون أبناؤهم
٥. بعد قرائتك لآيات من القرآن الكريم تشعر بطمئنينة
٦. سمعت نداءا ولقيت صديقي مساءا
السؤال الثاني : أكمل المحذوف من أول كل كلمة مما يأتي بألف وصل أو همزة قطع
….ثنان …كرمت …مرأة…خت…ستبانة…بنة… نطلق…كرام…ذا…حْمد
السؤال الثالث : اذكر سبب كتابة ألف الوصل أو همزة القطع في كل جملة مع ذكر السبب
١. اتحاد كرة القدم ينظم قواعد اللعبة
٢. يوم الامتحان يكرم المرء أو يهان
٣. اشرب الشاي ساخنا
٤. من استمسك بالحق فاز
Demikian pembahasan materi hamzah qatha’ dan alif washal. Semoga bermanfaat.