بسم الله الرحمن الرحيم
Struktur Kalimat أما بعد
Pasti Sahabat sekalian sering mendengar ketika orang berpidato atau khutbah mengucapkan kalimat berikut:
أمّا بَعْدُ
Kebetulan ada ikhwan yang bertanya via inbox whatsApp prihal apa i’rab kalimat tersebut. Sebenarnya jawabanya sudah ada pada artikel kaidah I’rab قبل dan بعد (materi Mudhaf dan Mudhaf Ilaih). Perbedaanya hanya pada huruf sebelum بعد، jika sebelumnya kata بعد terletak setelah huruf Jar من dan untuk yang ditanyakan terletak setelah huruf أمّا.
Kalimat أمَّا بَعْدُ terdiri dari dua kata أَمَّا dan بَعْدُ ، dimana Amma sebagai perangkat Uslub Syarat (tidak menjazemkan) dan بعد adalah Dzharaf zaman
Fi’il syarat pada susunan kalimat أما بعد telah dibuang dengan perkiraan secara makna yaitu mahma yakun (مهما يكن ). Lalu kemudian posisi fi’il syarat tersebut ditempati oleh perangkat أمّا
Kemudian mana jawab syarat untuk إما ? Jawabanya yaitu kalimat yang terletak setelah بعد misalkan:
أمّا بعدُ فيا أيها الحاضرون
أمّا بعدُ فيا أيها المستمعون
أمّا بعدُ فإنّي أوصيكم بتقوى الله
قال ابن مالك
أمَّا كمهما يكُ من شيء وَفَا # لتِلْوِ تلوها وُجُوبا ألِفَا
Kemudian apa ‘irab kata بعدُ kenapa dhammah? Pada dasarnya kata بعدُ tidak sendirian, dia merupakan susunan kalimat idhafat hanya saja mudhaf ilaih dari kata بعدُ dibuang sehingga mengharuskan dia dihukumi dengan mabni dhammah di tempat nashab sebagai dzharaf. Perkiraanya بعد القول atau بعد ذلك
Untuk detailnya bisa dilihat irab قبل dan بعد pada materi maf’ul fih
Kesimpulan:
Kalimat أمّا بعدُ adalah kalimat yang tujuanya untuk meringkas perkataan supaya tidak panjang. Biasanya dipergunakaan ketika berceramah jumat، pidato, makalah dan lainya.
Contoh I’rab أما بعد
أما بعدُ
أما- حرف أداة الشرط وهي شرطية غير جازمة
بعد: ظرف زمان مبني على الضم في محل نصب، لأنه مقطوع عن الإضافة والتقدير: أما بعد قول
Perbedaan huruf أمّا, إمّا, أما dan أَم
1. Huruf أَمَّا (Hamzah fathah dan mim bertyasdid)
Merupakan perangkat syarat seperti pada penjelasan أما بعد yang artinya adapun, bagaimanapun.
Fungsinya:
- Sebagai perangkat syarat tidak menjazemkan
- Sebagai pengikat 2 kalimat (syarat dan jawab)
- Dalam kalimat jawabnya harus nempel huruf fa ف pengikat
- Sebagai taukid/penguat
Perluas pada materi uslub syarat
2. Huruf إمّا (Hamzah kasrah dan mim bertyasdid)
Huruf ini berfungsi sebagai pemisah dua kalimat yang artinya (atau)
Fungsi lainya diantaranya:
- Sebagai Huruf Tafshili (pemisah)
- Harus disebut beberapa kali dalam kalimat
- Maknanya berfaedah untuk pembolehan, alternatif, penyembunyian, keraguan.
- Kadang posisinya bisa diganti huruf أَوْ
Contoh penggunaanya dalam kalimat:
Contoh1 : Fi’il Mudhori’ + Huruf إمّا + Fi’il Mudhori + إمّا + Fi’il Mudhori’
ُسَنَجْتَمِعُ إِمَّا نَلْعَبُ وَإِمَّا نَدْرُس
kita akan berkumpul baik untuk bermain ataupun belajar.
Contoh2 : Fi’il Mudhori’ + Huruf إمّا + Isim + إمّا + Isim
سَنَتَاوَلُ إِمَّا لَحْمًا وَ إِمَّا دَجَاجًا
Kita akan makan, baik daging ataupun ayam
Contoh3: Fi’il Amr’ + Huruf إمّا + Isim + إمّا + Isim
ًاِشرَبْ إِمَّا شَايًا و إِمَّا قَهْوَة
Minumlah, baik teh ataupun kopi
Contoh4: إمّا + أن + Fi’il Mudhori’ + إمّا+ أن + Fi’il Mudhori’
إِمَّا أَنْ تَرْكَبَ السَيَّارَةَ وَ إِمَّا الدَرَّاجَة
Baik kamu naik mobil ataupun motor
Contoh5: إمّا + أن + Isim dan Khobarnya + إمّا+ أن + Isim dan khobarnya
ٌإِمَّا أَنَّكَ نَاجِحٌ وَ إِمَّا أَنَّكَ رَاسِب
Baik kamu itu lulus ataupun gagal
Contoh Al-Quran:
قوله تعالى : قُلْنَا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِمَّا أَنْ تُعَذِّبَ وَإِمَّا أَنْ تَتَّخِذَ فِيهِمْ (الكهف ٨٦
قوله تعالى :وَآخَرُونَ مُرْجَوْنَ لأَمْرِ اللَّهِ إِمَّا يُعَذِّبُهُمْ وَإِمَّا يَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (التوبة ١٠٦
قوله تعالى : إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا (الانسان ٣
Catatan:
Huruf إمّا (Tafshili) tidak ada kedudukan dalam i’rab dan tidak merubah hukum i’rab kata yang terletak setelahnya. Apabila misalkan kata setelahnya adalah maful bih, ya dia tetep maful bih dan manshub, begitu juga yang lainya.
Perhatikan dalam setiap contoh di atas, huruf إمّا yang kedua selalu ditambahkan huruf waw و
Ulama Nahwu berpendapat bahwa:
- Pertama: huruf wawu (الواو) tersebut sebagai huruf ‘Ahaf dan إمّا sebagai huruf Tafshili.
- Kedua: huruf wawu (الواو) tersebut sebagai huruf Zaaidah (tambahan) dan إمّا sebagai huruf ‘Athaf.
3. Huruf أَمَا (Hamzah fathah dan mim tidak bertyasdid)
Merupakan huruf pembuka dalam kalimat yang artinya (maka)
Fungsinya:
- Sebagai pembuka
- Sebagai peringatan
- Sebagai pembenaran
- Jika datang Hamzah setelahnya harus kasrah أما إِنّكَ
- Kebanyakan dipergunakan ketika sumpah
Contoh:
أَمَا وَاللَّهِ إِنَّ اللّه ليعلم أنّي صادق
Maka demi Allah sesungguhnya Dia tau bahwasanya Aku adalah orang benar.
Dalam Hadist:
أَنْتُمْ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لأَخْشَاكُمْ
Kalian yang mengatakan begini dan begitu, maka demi Allah, sungguh saya adalah yang paling bertaqwa di antara kalian.
Lihat Hadist Bukhori/Muslim Bab Nikah.
Lihat Kitab :
جمع الفوائد من جامع الأصول ومجمع الزوائد
(Imam Muhamad Bin Muhammad Bin Sulaiman)
4. Huruf ْأَم (Hamzah fathah dan mim sukun).
Huruf ini mempunyai arti أو (atau) dan بل (bahkan, tetapi )
Fungsinya:
- Am أم sebagai Huruf Athaf dan dalam penggunaanya harus didahului Hamzah Istifham.
Contoh:
َأَزَيْدٌ أَمْ خَاِلدٌ فِي بَيْتِك
Apakah Zaid atau Kholid yang di rumahmu ?
- Am أَمْ Sebagai استئناف (permulaan dalam kalimat) atau المنقطعة، أو المنفصلة bermakna بل .
Contoh:
تَنزِيلُ الْكِتَابِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِن رَّبِّ الْعَالَمِينَ (السجدة ٢) أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۚ بَلْ هُوَ الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ لِتُنذِرَ قَوْمًا مَّا أَتَاهُم مِّن نَّذِيرٍ مِّن قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ (السجدة٣
Untuk contoh dari AlQuran silahkan dibuka dalam Kitab ‘irab dan tafsir masing-masing supaya lebih afdhol.
Demikian sekilas tentang i’rab أمّا بعد dan perbedaan huruf أمّا, إمّا, أما dan أَم
Untuk berdiskusi silahkan kunjungi area tanya jawab
تحريرا فى : ١-٠٣-٢٠١٩
المراجع
القرآن الكريم
كتاب بخارى و مسلم
كتاب جمع الفوائد من جامع الأصول ومجمع الزوائد