Hukum ‘Irab قبل dan بعد (Materi Mudhof & Mudhof Ilaih)
Apa itu Idhofat (Mudhof dan Mudhof Ilaih)…?
Perhatikan contoh berikut:
رَأَيْتُ طَالِبَ المَدْرَسَةِ
Aku melihat seorang siswa sekolah
Kalimat طالب المدرسة terdiri dari dua isim yang disatukan sehingga menjadi kalimat yang memiliki satu arti. Ini disebut dengan istilah idhofat.
Dalam pasal Idhafat terdapat dua istilah yaitu Mudhaf (Isim pertama) dan Mudhaf Ilaih (Isim kedua yang disandarkan)
طَالِبُ : مضاف
المدرسةِ : مضاف إليه
1. Definisi Idhafat (تعريف الإضافة)
الإضافة نسبة تقع بين اسمين توجب جر الثاني ، ويسمى الأول مضافا ، والثاني مضافا إليه ، بشرط أن يكون الأول نكرة ، والثاني إما أن يكون معرفة فيتم تعريفه ، أو نكرة فيتم تخصيصه
Idhafat adalah penyandaran antara dua Isim yang melahirkan suatu hukum wajib Jar untuk Isim yang kedua dengan syarat Isim pertama harus Nakirah dan Isim keduanya boleh makrifat atau nakirah.
Contoh:
طُلّاَبُ المدرسةِ يَتَعَلّمُوْنَ اللُّغَةَ العربيّةَ بِجِدِّيٍ وَ نشاطٍ
Para Siswa Sekolah sedang mempelajari bahasa arab dengan giat dan bersungguh.
Contoh cara meng’Irabnya:
طلّاب : مبتدأ مرفوع وعلامته ضمّة لأنه جمع التكسير وهو مضاف
المدرسة : مضاف اليه مجرور وعلامة جره كسرة
2. Tujuan/Fungsi Idhofat
- Meringkas الاختصار
Contoh:
ِأَنَا فِى غُرْفَةِ النَوْم
Aku berada di kamar tidur
Pada contoh di atas struktur kalimatnya lebih ringkas, padat dan tidak bertele-tele apabila dibandingkan dengan kalimat berikut:
ِأَنَا فِى المَكاَنِ الَّذِي أَنَامُ فِيْه
- Mengkhususkan (التخصيص)
Makna dari kalimat Idhafat akan lebih khusus ketika Mudhaf Ilaih makrifat dengan alim lam (ال)”
Contoh:
حَدِيْقَةُ الحَيَوَنَاتِ
kata حديقة masih memiliki arti umum, lalu setelah disandarkan kepada kata الحيوانات menjadi bermakna khusus
Namun apabila mudhaf ilainya nakirah bertanwin, secara makna masih umum.
Contoh:
حديقةُ حيوانٍ / حديقة حيوناتٍ
3. Syarat Idhofat (شروط الإضافة)
- Membuang ال التعريف Alif Lam Makrifat dari Isim pertama (Mudhaf)
Contoh:
الكتاب + خالد = كتابُ خالدٍ
- Membuang Tanwin dari Isim pertama (Mudhaf)
Contoh:
كتابٌ + خالدٌ = كتابُ خالدٍ
- Membuang Huruf Nun ن dari isim pertama apabila dari bentuk Mutsana dan Jamak
Contoh:
طالبان + عِلْمٌ = طَالِبَا علمٍ
رأيتُ طالبَيْنِ + عِلْمٌ = رأيتُ طالبَيْ علمٍ
طَالِبُوْنَ + عِلْمٌ = طَالِبُوْ علمٍ
رأيتُ طالبِيْنَ + عِلْمٌ = رأيتُ طَالِبِي علمٍ
Huruf Nun dibuang dari Mutsana dan Jamak apabila dijadikan Mudhof, baik dalam keadaan Rafa atau Nashab
4. Pembagian dan Kandungan Makna Mudhaf dan Mudhaf Ilaih
قال ابن مالك: وَذِى الإِضَافَةُ اسْمُهَا لَفْظِيَّهْ # وَتِلْكَ مَحْضَةٌ وَمَعْنَوِيَّهْ
Idhofat terbagi menjadi dua bagian yaitu
- Maknawiyah (معنوية)
Idhafat maknawiyah ialah Idhafat yang melahirkan makna (ل) kepunyaan, (من) terbuat dari, dan (فى) di dalam.
Jika kedua Isim sudah menyatu menjadi Mudhaf dan Mudhaf Ilaih (Idhofat) , maka di dalamnya akan tersirat ketiga makna di atas. ini disebut dengan Idhofat Maknawiyah.
Contoh bermakna kepemilikan
هَذَا كِتَابِى
Ini buku Saya. Artinya, buku ini kepunyaan saya
Asal susunan sebelum disatukan seperti ini
هَذَا كِتَابٌ لِى
Contoh bermakna (dari)
هذا ثوبُ حريرٍ
Ini Baju Sutra. Artinya, baju ini terbuat dari sutra
Contoh bermakna (di)
ٌجوُّ اليومِ صَافِي
Cuaca hari ini cerah. Artinya, cuaca di hari ini cerah
- Lafdiyah (لفظية)
Berbeda dengan Maknawiyah yang di dalamnya terdapat siratan ketiga makna di atas, untuk Lafdziyah tidak terdapat pengkhususan dari segi makna.
Terjadinya penyandaran hanyalah untuk tujuan takhfif lafadz (meringankan lafadz), baik dengan tanwin atau membuang huruf Nun Mutsana dan Jama’.
Perhatikan contoh:
هٰذَا الرَّجُلُ طَالِبُ علمٍ
خَالدٌ وَ زَيْدٌ هُمَا طَالِبَا عِلْمٍ
خَالدٌ وَزَيْدٌ وَإِبْرَهِيْمُ هُمْ طَالِبُوُ علمٍ
Perhatikan kata علمٍ dia adalah Mudhof Ilaih, menurut lidah orang Arab lebih ringan diucapkan dibanding apabila susunanya bukan Idhafat, Misalkan:
هذا الرجل طالبٌ علمًا
5. Hukum ‘Irab Mudhof & Mudhof Ilaih
Mudhaf di’Irab sesuai posisi dia di dalam susunan kalimat, bisa menjadi apapun seperti Mubtada‘, Khobar, Fa’il, Maful Bih dan lainya.
Adapun untuk ‘Irab Mudhof Ilaih, selamanya wajib Majrur, tanda majrurnya bermacam-macam tergantung bentuk Isimnya.
Mufrad dan Jamak Muannats Salim tandanya dengan kasrah, Mutsana dan Jamak dan Isim Lima tandanya dengan Iya. Bisa dipelajari dalam pasal Alamatul’Irab
Contoh:
رِيَاضُ الجَنّةِ
Taman Syurga
رِيَاضُ الصَالِحِيْنَ
Taman Orang2 Sholih
ابْنُ أَخِيْكَ
Anak SaudaraMu
اتِّفَاقُ / مُوَافَقَةُ الجِهَتَيْنِ
Koalisi dua kubu
6. Hukum Membuang Mudhof (حذف مضاف)
قال ابن مالك
وَمَا يَلِى الْمُضَافَ يَأْتِى خَلَفَا # عَنْهُ فى الإِعْرَابِ إِذَا مَا حُذِفَا
- Mudhaf Ilaih boleh mengganti posisi Mudhof yang dibuang dan ‘irabnya Mudlof Ilaih tersebut sesuai dengan kedudukan Mudhaf yang dibuang, baik menjadi Fa’il, Maful Bih dan lainya dengan Syarat:
Dalam susunan idhafat tersebut mesti terdapat qarinah (indikasi) makna yang tersirat yang menunjukan bahwa mudhaf telah dibuang.
Contoh dalam AlQuran:
قوله : وَجَاءَ رَبُّكَ
قوله : وَاسْأَلِ الْقَرْيَةَ
Mudhof dalam kedua Ayat diatas telah dibuang dan posisinya ditempati Mudhof Ilaih. Lalu irab mudhaf ilaih sama dengan ‘irabnya mudhaf sebelum dibuang.
Perkiraanya:
قوله : وَجَاءَ أمرُ رَبِّكَ
قوله : وَاسْأَل أهلَ الْقَرْيَةِ
Contoh ‘Irab setelah dibuang:
رَبُّكَ : فاعل مرفوع، حل محله مضاف اليه وعلامته الضمة لأنه اسم مفرد
الْقَرْيَةَ : مفعول به منصوب، حل محله مضاف اليه وعلامته الفتحة لأنه اسم مفرد
- Membuang Mudhaf dan ‘irab mudhaf ilaih tetap majrur (mudhaf ilaih tidak mengganti posisi mudhaf)
قال ابن مالك
وَرُبَّمَا جَرُّوا الَّذِى أَبْقَوْا كَمَا # قَدْ كَانَ قَبْلَ حَذْفِ مَا تَقَدَّمَا # لَكِنْ بِشَرْطِ أَنْ يَكُونَ مَا حُذِفْ # مُمَاثِلاً لِمَا عَلَيْهِ قَدْ عُطِفْ
Adakalanya mudhaf Ilaih tetap Jar sebagaimana posisinya seperti ketika sebelum Mudhaf dibuang dengan syarat :
Mudhaf yang terbuang mesti mumatsil ( sama ) dengan mudhaf yang menjadi ma’thuf alaih
Contoh dalam Syair:
أَكُلَّ امْرِئٍ تَحْسَبِينَ امْرَأً # ونارٍ تَوَقَّدُ بالليلِ نَارَا
Lihat kata نارٍ tetap Jar dengan kasrah meskipun mudhafnya sudah dibuang dengan perkiraan:
وكلَّ نارٍ
Hal ini terjadi setelah melihat susunan kalimat yang pertama yaitu lafadz ( أَكُلَّ امْرِئٍ) yang merupakan indikasi bahwa lafadz Mudhaf yang dibuang pada susunan idhafat kedua adalah dari lafadz yang sama yaitu kata (كل)
7. Hukum Membuang Mudhof Ilaih (حذف مضاف إليه)
قال ابن مالك
وَيُحْذَفُ الثَّانِى فَيَبْقَى الأَوَّلُ # كَحَالِهِ إِذَا بِهِ يَتَّصِلُ # بَشرْطِ عَطْفٍ وَإِضَافَةٍ إلَى # مِثْلِ الَّذِى لَهُ أَضَفْتَ الأَوَّلاَ
Terkadang Mudhaf Ilaih dibuang dan menetapkan hukum Mudhof seperti masa ketika masih berduaan dengan Mudhaf Ilaih dengan syarat:
Mesti memiliki dua rangkaian kalimat Idhafat yang dihubungkan oleh Athof, dimana setiap Mudhaf dalam kedua kalimat tersebut diidhafatkan kepada lafadz Mudhaf Ilah yang sama.
Perhatikan contoh berikut:
قَطَعَ اللهُ يَدَ ورِجْلَ مَن قَالَها
Pada contoh di atas terdapat dua susunan kalimat yang dihubungkan dengan Wawu ‘Athaf yaitu (قَطَعَ اللهُ يَدَ) dan (رجل من قاله). Mudhaf pada kalimat pertama diidhafatkan kepada lafadz yang sama dengan Mudhaf Ilah pada kalimat kedua yaitu من, Artinya Mudhaf Ilah pada kalimat pertama dibuang.
Perkiraan:
قَطَعَ اللهُ يَدَ مَنْ ورِجْلَ مَنْ قَالَها
8. Mudhof dan Mudhof Ilaih berupa Dhomir
Mudhaf hanya boleh dari jenis Isim dzahir, sedangkan mudhof Ilaih boleh dan bahkan banyak dijumpai dari jenis dhomir.
Contoh:
خالد كتابه جديد
كتابه : الهاء : ضمير متصل مبنى فى محل جر مضاف اليه
9. Hukum Harokat قبل/بعد
Pembahasan lengkap sudah dibahas pada materi dzharaf (Maf’ul Fih). Di sini akan dibahas sekilas karena kedua hukum Qabla dan Ba’da tidak terlepas dari kaidah Idhafat.
قال ابن مالك
وَاضمُم بناءً غَيرًا إن عَدِمتَ مَا # لهُ أضِيفَ نَاوِيًا مَا عُدِمَـا# قَبلُ كَـ غَيرُ بَعدُ حَسبُ أوَّلُ # وَدُونُ والجِهَاتُ أيضًا وَعَلُ
Kata غَيْرُ hukumnya Mabni jika Mudhof Ilaihnya dibuang, begitu juga dengan lafadh قَبْلُ , بَعْدُ , حَسْبُ , اَوَّلُ , دونُ , Kata arah enam ( جِهَاتُ السِّتَّةُ ) dan عَلُ itu berlaku seperti غَيْرُ
Contoh:
فِي بِضْعِ سِنِينَ لِلَّهِ الأمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ
Dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman
kedua lafadz قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ didahului Huruf Jar seharusnya Kasrah, kenapa dhammah ? karena disebabkan adanya Mudhaf Ilaih yang dibuang yang mengharuskan dia ber’irab Mabni Dhammah.
Perkiraanya:
تقديره: لِلَّهِ الأمْرُ مِن قَبْلِ ذلك, او الغلب وغيرهما
||| Hukum ‘Irab kata قبل، بعد lebih lengkap, Silahkan masuk pada halaman Dzharaf (Maf’ul Fiih)
Lihat referensi:
المفصل فى صيغة الإعراب لأبى القاسم الزمحشرى
10. Faidah dibalik membuang Mudhof / Mudhof Ilaih
- Al Ittisa’ fil Ma’na (الاتساع فى المعنى)
Makna satu kata dalam Ayat Al-Qur’an sungguh sangat luar biasa, ini menunjukkan bahwa bahasa Arab mempunyai keaneka ragaman arti dan makna yang sangat dalam. Sebabnya, apabila suatu kalimat tidak bisa lagi dipahami secara haqiqi, maka akan merujuk kaidah majaz agar maknanya bisa difahami.
Contoh:
قوله تعالى : واسألِ القَريةَ الَّتِي كُنَّا فِيها وَالْعِيرَ الَّتِي أَقْبَلْنَا فِيهَا ۖ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ . يوسف ٨٢
Tanyakan kepada desa yang tadi kita datangi! (QS. Yusuf: 82)
Dalam ayat di atas, yang disebutkan adalah tempat (desa), namun yang dimaksud adalah penduduknya.
Dalam Ilmu Balaghah ini dibahas dalam pasal majaz mursal almahaliyah
ذِكْرُ الْمَحَالِ وَإِرَادَةُ الْحَالِ
Menyebutkan tempat dan yang dimaksud adalah hal atau yang ada di tempat itu.
Tanya kampung dan semua isinya, penduduknya, hewan ternak, tanaman, benda mati dll. Bahwa kamu itu termasuk orang-orang yang benar
Demikian sekilas pembahasan tentang Mudhof dan Mudhif Ilaih. Semoga bermanfaat.
Bergabung di area diskusi tanya jawab
Baca juga Hukum Idhofat Isim-Isim kepada Ya Mutakalim
Latihan soal
Terjemahkan kedalam Bahasa Arab.
- Aku melihat 2 orang pelajar siswa sekolah sesudah subuh
- Para Pelajar Sekolah berangkat sebelum pajar terbit.
Wallahu’alam. 10-02-2019
Referensi:
القران الكريم#
تفسير الألوسى،التحليل الموضوعى #
شرح الأشمونى لألفية ابن مالك#
المفصل فى صيغة الإعراب لأبى القاسم الزمحشرى#
النحو التطبيقي#
كتاب اللغة العربية لإعدادي#
تيسير قواعد النحو للمبتدئين لمصطفى محمود الأزهري#